
Sumenep – Bulan Ramadan menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan dan melatih kesabaran. Hj. Innani Mukarromah, SH., MM., Bendahara MUI Kabupaten Sumenep, menegaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga membentuk ketahanan mental dan spiritual.
“Sabar adalah bagian dari akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap Muslim. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 46, Allah berfirman: Innallaha ma’as sabirin—Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar,” ungkap Hj. Innani.
Beliau menjelaskan bahwa Ramadan terdiri dari tiga fase utama yang melatih kesabaran. Sepuluh hari pertama merupakan rahmat, di mana Allah melimpahkan kasih sayang-Nya. Sepuluh hari kedua adalah maghfirah, saat Allah membuka pintu ampunan bagi mereka yang bertaubat. Sepuluh hari terakhir adalah ‘itqun minan nar, yaitu pembebasan dari api neraka bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya.
Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, semakin besar pula ujian yang dihadapinya. “Ujian ibarat jenjang pendidikan. Semakin tinggi tingkatnya, semakin sulit pula tantangannya,” kata Hj. Innani. Oleh karena itu, kesabaran harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam menghadapi cobaan, menahan hawa nafsu, serta bersikap baik terhadap sesama.
Beliau juga menyoroti fenomena di bulan Ramadan, di mana masih ada orang yang tidak menjalankan puasa dengan benar. “Setan memang dibelenggu di bulan Ramadan, tetapi hawa nafsu tetap ada dalam diri manusia. Jika tidak mampu mengendalikan diri, seseorang akan mudah tergoda untuk melanggar aturan puasa,” ujarnya.
Selain itu, kesabaran juga diuji dalam menghadapi perlakuan orang lain. Hj. Innani mengingatkan bahwa orang yang sabar akan mendapat derajat yang lebih tinggi di sisi Allah. “Seperti emas, walaupun diletakkan di tempat kotor, tetap akan bersinar. Begitu juga dengan orang yang sabar, Allah akan meninggikan derajatnya,” tambahnya.
Manfaat kesabaran dalam Ramadan sangat besar, di antaranya mendapatkan pahala dari Allah, memperkuat mental agar tidak mudah putus asa, serta menjaga hubungan sosial agar tetap harmonis. “Jangan mudah menghapus kebaikan seseorang hanya karena satu kesalahan, karena Allah mengampuni banyak kesalahan manusia dengan satu perbuatan baik,” pesannya.
Hj. Innani Mukarromah mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadan sebagai momen memperbaiki diri dan meningkatkan kesabaran. Dengan kesabaran, seseorang akan lebih kuat dalam menghadapi tantangan hidup serta semakin dekat dengan Allah.